Hi! I’m Gumiho, but you can call me Miho. And i’m a Parvo Survivor ! Kira-kira begitu kalau Miho, anjing saya bisa ngomong. Belum tau apa itu parvo? Silahkan cek di google masing-masing, dan siapkan hati karena kalian akan ngeri sendiri ketika membaca, apalagi mengalami. Ceritanya berawal dari hari Rabu kemarin di usia Miho yang kurang lebih 4 bulan, saya ajak dia untuk vaksin rabies di salah satu klinik hewan di kota saya. Disitu saya diberi pilihan oleh dokter untuk hanya vaksin rabies atau vaksin lengkap. Tanpa banyak pertimbangan saya memilih untuk vaksin lengkap biar sekalian. Dokter mengingatkan bahwa setelah vaksin, anjing tidak boleh dimandikan atau kena hujan selama dua minggu. Tidak boleh makan coklat, keju, dan susu karena sistem pencernaan anjing tidak bisa memproses ketiga makanan itu. Selain itu, masa menegangkan akan terjadi selama satu minggu sejak vaksin, karena Miho terlambat vaksin, bisa jadi virus sudah masuk ke tubuhnya dan tinggal menunggu waktu
Bukan. Saya tidak sedang patah hati. Dan, selamat membaca postingan pertama saya di tahun 2019! Hahaha parah nih, sangat tidak produktif untuk menulis disini karena sesuatu dan lain hal, yang akan saya kasih tau suatu hari nanti 😋 Okay. Topiknya broken heart=patah hati. Dalam artian yang luas, kita bisa saja patah hati karena banyak hal, dalam segala kategori dan kondisi. Patah hati ‘minimalis’ karena artis idola jadian, stok kopi di dapur habis, ending drama korea bikin kesel, burger langganan tutup, item incaran di Shopee out of stock, dan patah hati ‘minimalis’ lainnya yang tidak meninggalkan luka yang mendalam. Bagaimana dengan patah hati level ‘darurat’? Sudah pernah merasakan? Saya pernah. Sering. Dalam beberapa kategori pernah saya alami. Tapi, yang saat ini akan saya bicarakan adalah patah hati yang paling umum terjadi di muka bumi ini: patah hati karena cinta. Duh. Teman-teman terdekat saya sepanjang sekolah SMP-SMA pasti masih mengingat jelas ‘kisah cinta’